Tahun 2012 yang luar biasa telah terlewati. Gak kerasa ya, baru beberapa bulan yang lalu riweuh ngerjain skripsi, dag dig dug ngadepin sidang, dan masih inget betapa rempongnya nyiapin persyaratan wisuda dan pendaftaran apoteker. Alhamdulillah semua dilancarkan oleh Allah SWT.
Tahun 2013, harapanku tidak muluk-muluk. Aku hanya ingin bisa melewati proses itu lagi dengan mudah. Lulus Apoteker dengan nilai dan kompetensi yang bagus.
Dan mungkin, satu lagi. Aku ingin benar-benar mengenali diriku sendiri.
Senin, 31 Desember 2012
Kamis, 22 November 2012
Terapi Mual dan Muntah pada Ibu Hamil
created by me and Rara
Pengobatan yang bisa dipilihkan untuk terapi mual dan
muntah pada wanita hamil yang disarankan adalah mengikuti alur algoritma
berikut (Niebyl, 2010):
Terapi
farmakologi
Obat-obatan yang dipakai untuk terapi morning
sickness tersebut antara lain:
- Piridoksin (Vitamin B6)
Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi
mual dan muntah saat hamil belum dapat diterangkan dengan jelas. Namun
piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari makanan ke bentuk asam amino
yang diserap dan dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu piridoksin juga mengubah
karbohidrat menjadi energi. Peranan ini memungkinkan piridoksin mengatasi mual
dan muntah jika transit lambung memanjang ketika hamil. Kebutuhan piridoksin
pada wanita hamil meningkat menjadi 2,2mg sehari. Dosis yang digunakan untuk morning
sickness adalah 25mg (Pressman, 1997).
2.
Antihistamin
Antihistamin khususnya doxylamine atau penggunaan
doksilamin bersamaan dengan piridoksin menjadi saran terapi utama untuk
tatalaksana morning sickness pada wanita hamil. Antihistamin yang bisa
diberikan untuk wanita hamil adalah golongan H-1 bloker seperti difenhidramin,
loratadin, dan sebagainya (Niebyl, 2010).
3.
Fenotiazin dan Metoklopramid
Kedua agen ini biasanya menjadi pilihan jika keluhan
tidak hilang dengan antihistamin. Metoklopramid merupakan agen prokinetik dan
antagonis dopamin, penggunaannya terkait dengan diskinesia (gangguan gerakan)
namun kasusnya jarang. Resiko penggunaannya tergantung lama pemberian obat dan
dosis kumulatif total, penggunaan lebih dari 12 minggu tidak disarankan dan tidak
aman untuk kehamilan (Niebyl, 2010).
4.
Ondansentron
Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan
terakhir jika keadaan morning sickness tidak dapat ditangani dengan obat
lainnya. Menurut penelitian Einarson (Einarson, 2004), penggunaan ondansentron
pada subjek wanita hamil kurang dari 3 bulan masa kehamilan (rata-rata 5-9
minggu kehamilan) tidak terbukti menyebabkan malformasi janin.
5.
Kortikosteroid
Deksametason dan prednisone terbukti efektif untuk
terapi hyperemesis gravidarum, namun penggunaannya pada trimester
pertama kehamilan sangat beresiko terjadi bibir sumbing (Dipiro, 2008).
6.
Jahe
Jahe telah terbukti efektif menurut beberapa penelitian,
dan aman untuk kehamilan (Dipiro, 2008)
Tabel 1. Dosis, Efek Samping dan Kategori Keamanan
Obat-Obat Morning Sickness
Terapi Non
farmakologi
Penanganan
non farmakologi yang direkomendasikan untuk mual dan muntah pada kehamilan
(contoh morning sickness) meliputi (Sukandar
dkk, 2011) :
1. Perubahan
gaya hidup dan pola makan teratur
Wanita hamil disarankan untuk makan
dalam ukuran yang kecil, makanan yang lembut, mempunyai kandungan karbohidrat
tinggi dan kadar lemak rendah.
2. Akupuntur
dan akupresur
Keefektifan
akupuntur dan akupresur pada mual dan muntah belum terbukti secara studi
klinis, namun dapat direkomendasikan. Kelebihannya dapat mereduksi kemualan dan
muntah kering tetapi tidak pada muntah.
3. Menghindari
atau mengurangi kemungkinan yang dapat menimbulkan rasa mual
Menghindari
perubahan posisi secara tiba-tiba, menghindari mengendarai kendaraan, dan
sebaiknya tidak berjalan terlalu cepat.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman
Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R.,
Wells, B.G., amd Posey, L.M. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach. Mc-Graw Hill. New York.
Einarson, A., Maltepe, C., Navioz, Y., Kennedy, D.,
Tan, M.P., and Koren, G. 2004. The Safety of Ondansentron for Nausea and
Vomiting of Pregnancy: a Prospective Comparative Study. International
Journal of Obstetrics and Gynaecology.Vol 111: p. 940-943.
Niebyl, J.R. 2010. Nausea and Vomiting in Pregnancy. The
New England Journal of Medicine. Vol. 363: p.1544-1550.
Pressman, A., and Buff, S. 1997. The Complete
Idiot’s Guide to Vitamins and Minerals. Alpha Books. New York.
Sukandar, E.Y., R. Andrajati, J.I. Sigit, I.K.
Adnyana, A.P. Setiadi, dan Kusnandar. 2011. ISO Farmakoterapi 2. Penerbit
Ikatan Apoteker Indonesia. Jakarta.
Langganan:
Postingan (Atom)