Kamis, 22 November 2012

Terapi Mual dan Muntah pada Ibu Hamil



created by me and Rara

Pengobatan yang bisa dipilihkan untuk terapi mual dan muntah pada wanita hamil  yang disarankan adalah mengikuti alur algoritma berikut (Niebyl, 2010):

Terapi farmakologi
Obat-obatan yang dipakai untuk terapi morning sickness tersebut antara lain:
  1. Piridoksin (Vitamin B6)
Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi mual dan muntah saat hamil belum dapat diterangkan dengan jelas. Namun piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari makanan ke bentuk asam amino yang diserap dan dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu piridoksin juga mengubah karbohidrat menjadi energi. Peranan ini memungkinkan piridoksin mengatasi mual dan muntah jika transit lambung memanjang ketika hamil. Kebutuhan piridoksin pada wanita hamil meningkat menjadi 2,2mg sehari. Dosis yang digunakan untuk morning sickness adalah 25mg (Pressman, 1997).
2.      Antihistamin
Antihistamin khususnya doxylamine atau penggunaan doksilamin bersamaan dengan piridoksin menjadi saran terapi utama untuk tatalaksana morning sickness pada wanita hamil. Antihistamin yang bisa diberikan untuk wanita hamil adalah golongan H-1 bloker seperti difenhidramin, loratadin, dan sebagainya (Niebyl, 2010).
3.      Fenotiazin dan Metoklopramid
Kedua agen ini biasanya menjadi pilihan jika keluhan tidak hilang dengan antihistamin. Metoklopramid merupakan agen prokinetik dan antagonis dopamin, penggunaannya terkait dengan diskinesia (gangguan gerakan) namun kasusnya jarang. Resiko penggunaannya tergantung lama pemberian obat dan dosis kumulatif total, penggunaan lebih dari 12 minggu tidak disarankan dan tidak aman untuk kehamilan (Niebyl, 2010).
4.      Ondansentron
Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan terakhir jika keadaan morning sickness tidak dapat ditangani dengan obat lainnya. Menurut penelitian Einarson (Einarson, 2004), penggunaan ondansentron pada subjek wanita hamil kurang dari 3 bulan masa kehamilan (rata-rata 5-9 minggu kehamilan) tidak terbukti menyebabkan malformasi janin.
5.      Kortikosteroid
Deksametason dan prednisone terbukti efektif untuk terapi hyperemesis gravidarum, namun penggunaannya pada trimester pertama kehamilan sangat beresiko terjadi bibir sumbing (Dipiro, 2008).
6.      Jahe
Jahe telah terbukti efektif menurut beberapa penelitian, dan aman untuk kehamilan (Dipiro, 2008)

Tabel 1. Dosis, Efek Samping dan Kategori Keamanan Obat-Obat Morning Sickness

Terapi Non farmakologi
            Penanganan non farmakologi yang direkomendasikan untuk mual dan muntah pada kehamilan (contoh morning sickness) meliputi (Sukandar dkk, 2011) :
1.      Perubahan gaya hidup dan pola makan teratur
Wanita hamil disarankan untuk makan dalam ukuran yang kecil, makanan yang lembut, mempunyai kandungan karbohidrat tinggi dan kadar lemak rendah.
2.      Akupuntur dan akupresur
Keefektifan akupuntur dan akupresur pada mual dan muntah belum terbukti secara studi klinis, namun dapat direkomendasikan. Kelebihannya dapat mereduksi kemualan dan muntah kering tetapi tidak pada muntah.
3.      Menghindari atau mengurangi kemungkinan yang dapat menimbulkan rasa mual
Menghindari perubahan posisi secara tiba-tiba, menghindari mengendarai kendaraan, dan sebaiknya tidak berjalan terlalu cepat.



DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Dipiro, J.T., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., amd Posey, L.M. 2008. Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach. Mc-Graw Hill. New York.
Einarson, A., Maltepe, C., Navioz, Y., Kennedy, D., Tan, M.P., and Koren, G. 2004. The Safety of Ondansentron for Nausea and Vomiting of Pregnancy: a Prospective Comparative Study. International Journal of Obstetrics and Gynaecology.Vol 111: p. 940-943.
Niebyl, J.R. 2010. Nausea and Vomiting in Pregnancy. The New England Journal of Medicine. Vol. 363: p.1544-1550.
Pressman, A., and Buff, S. 1997. The Complete Idiot’s Guide to Vitamins and Minerals. Alpha Books. New York.
Sukandar, E.Y., R. Andrajati, J.I. Sigit, I.K. Adnyana, A.P. Setiadi, dan Kusnandar. 2011. ISO Farmakoterapi 2. Penerbit Ikatan Apoteker Indonesia. Jakarta.